Pengertian Database
Basis data (database)
adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga
memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk
mengatasi masalah pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas (Kadir,
2003).
Tujuan awal dan utama dalam
pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat mencari data dengan
mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga
memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk
memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut:
1.
Kecepatan
dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data
memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi
terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah.
2.
Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Penggunaan ruang penyimpanan di
dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan penerapan
sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file)
antar kelompok data yang saling berhubungan.
3.
Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau
pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe
data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis
data, sangat berguna untuk menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan
data.
4.
Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari
jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang
penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi
digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara
penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan.
5.
Kelengkapan
(Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang
dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap
waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus
disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin
berkembang, maka tidak hanya menambah record-record data, tetapi juga
melakukan penambahan struktur dalam basis data.
6.
Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk
dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan
jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.
7.
Kebersamaan
pemakai
Pemakai basis data sering kali
tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi
saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan
multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/menghindari
terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang
sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan).
DBMS (Database Management System)
Untuk mengelola database diperlukan
suatu perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem perangkat lunak
yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat, memelihara, mengontrol,
dan mengakses database secara praktis dan efisien DBMS dapat digunakan
untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses
yang berbeda-beda (Kadir, 2003).
Pada analisis sistem menemukan bahwa
persyaratan logika perlu ditentukan dalam bentuk matrik CRUD (Create, Read, Update, Delete). Matriks
CRUD adalah tabel dengan kolom yang mengidentifikasi entitas dan atribut yang
mengindikasi logika dan selnya mengindikasikan tingkat akses dengan dokumennya
(Whitten, Bentley, Ditman, 2004). DBMS memiliki beberapa keunggulan maupun
kelemahan sebagai berikut:
1.
Keunggulan
DBMS
DBMS
memiliki beberapa keunggulan yang di antaranya sebagai berikut (Kadir, 2003):
a.
Mengendalikan/mengurangi
duplikasi data.
b.
Menjaga
konsistensi dan integritas data.
c.
Memudahkan
pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang sama disebabkan data
dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan menjadi satu.
d.
Meningkatkan
keamanan data dari orang yang tak berwenang.
e.
Memaksakan
penerapan standar.
f.
Dapat
menghemat biaya karena data dapat dipakai oleh banyak departemen.
g.
Meningkatkan
tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir.
2.
Kelemahan
DBMS
Adapun DBMS juga mempunyai kelemahan yang di antaranya
sebagai berikut (Kadir, 2003):
a.
Rata-rata
DBMS yang handal sangat mahal.
b.
Kompleksitas
yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus benar-benar memahami
fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Kegagalan
memahami DBMS dapat mengakibatkan keputusan rancangan yang salah, yang akan
memberikan dampak serius bagi organisasi.
c.
Ukuran
penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan memerlukan memori yang
besar agar bisa bekerja secara efisien.
d.
Terkadang
DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu sehingga
diperlukan biaya tambahan.
e.
Kinerjanya
terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini bisa dipahami
karena DBMS ditulis supaya dapat menangani hal-hal yang bersifat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar