Menurut Whitten
(2007), RAD (Rapid Application Development) adalah suatu pendekatan
desain sistem yang menggunakan teknik terstruktur, prototyping dan JAD (Joint
Application Development) untuk mengembangkan sistem secara cepat. RAD juga
diartikan sebagai sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan
pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi,
cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah
sistem yang pada akhirya berkembang ke dalam sistem final.
Rapid Application Development (RAD) yaitu suatu pendekatan berorientasi objek terhadap
pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta
perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2008). Rapid Application
Development (RAD) adalah model proses perkembangan software sekuensial
linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini
merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier
dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis pada komponen (Hariyanto, 2004). Jika kebutuhan dipahami dengan
baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional
yang utuh” dalam periode waktu yang
sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).
Tahapan-tahapan dalam RAD
Menurut Kendall dan Kendall (2010), fase-fase RAD terdiri dari tiga bagian
utama yaitu: fase perencanaan kebutuhan (requirement planning),
pemodelan (workshop design) dan implementasi (implementation).
1. Requirement Planning
Pada fase ini para pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengindentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem yang ingin dibangun. Fase
ini memerlukan keterlibatan yang intens dari kedua belah pihak, tidak hanya
melakukan tanda-tangan proposal atau dokumen saja, sebagaimana diutarakan oleh
(Kendall & Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010):
“In the requirement planning phase, users and analysts meet to identify
objectives of the application or system and to identify information requirement
arising from those objectives. This phase requires intense involvement from
both groups; it is not just signing of on a proposal or document”.
2. Design Workshop
Fase workshop design RAD adalah fase mendesain dan memperbaiki
aplikasi atau sistem. Kendall & Kendall mencirikan fase ini seperti workshop.
Mengapa fase ini diberikan nama workshop, karena layaknya sebuah workshop
yang terdapat para partisipan yang berpartisipasi kuat dalam kelompok dan
tidak terdapat aktifitas yang pasif. Partisipan tersebut dianalogikan sebagai
kelompok-kelompok kecil (group decision support systems) yang dibentuk
untuk membantu user dalam menyetujui desain. Selama workshop desain RAD ini,
pengguna merespon working
prototype yang ada, menganalisa
dan memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak
berdasarkan respon pengguna. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh
(Kendall & Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): “The RAD design workshop phase is a design an refine phase that can best be chararterized as a workshop. When you imagine a workshop, you know that participation is intense, not passive, and that it is typically hands on. During the RAD design workshop, users respond to actual working prototypes and analysts designed modules (using some of the software tools mentioned later) based on user re-sponses”.
3. Implentation
_________________________________________________________________________________________
Mau cari jam tangan termurah tanpa harus keluar rumah?
Sudah cek "JasMart" belum...
Kamu bisa menemukan jam tangan branded, dengan harga nyungsep. Promo beli 1 gratis 1 dan banyak lainnya. Segera dapatkan dan beli produk sebelum kamu tidak kebagian…
_________________________________________________________________________________________
Mau cari jam tangan termurah tanpa harus keluar rumah?
Sudah cek "JasMart" belum...
Kamu bisa menemukan jam tangan branded, dengan harga nyungsep. Promo beli 1 gratis 1 dan banyak lainnya. Segera dapatkan dan beli produk sebelum kamu tidak kebagian…
_________________________________________________________________________________________
(Kendall & Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): “The RAD design workshop phase is a design an refine phase that can best be chararterized as a workshop. When you imagine a workshop, you know that participation is intense, not passive, and that it is typically hands on. During the RAD design workshop, users respond to actual working prototypes and analysts designed modules (using some of the software tools mentioned later) based on user re-sponses”.
Berdasarkan
fase sebelumnya, diketahui bahwa selama workshop design, seorang
penganalisis dan pengguna bekerja bersama secara intensif untuk membuat desain
bisnis proses atau aspek-aspek non-teknis dari aplikasi. Segera setelah
aspek-aspek tersebut disepakati dan sistem telah dibangun dan diperbaiki,
aplikasi yang baru tersebut diujicobakan (testing) dan
ditampilkan kepada organisasi untuk mendapatkan respon. Hal ini sebagaimana
diutarakan oleh (Kendall
& Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): ”...analysts
are working with user intensely during the workshop to design the bussiness or
nontechnical aspects of the system. As soon as these aspects are agreed on and
the systems are built and refined, the new system or part of systems are tested
and then introduced to the organization”.
Keunggulan Menggunakan RAD
Menurut Pressman (2010), beberapa kelebihan yang dimiliki metode RAD
antara lain:
1. Siklus dan fase pengembangan sistem yang relatif cepat.
2. Aplikasi dapat terlihat lebih cepat di awal, karena digunakan prototyping
dengan perancangannya menggunakan graphic
user interface (GUI).
3. Memiliki
fleksibilitas tinggi karena dibangun atas dasar modularisasi dimana pengembang
dapat mendesain ulang atau me-reuse modul
dan bersifat life cycles.
Kelemahan Menggunakan RAD
Adapun kekurangan dari metode RAD menurut (Kendall & Kendall, 2010),
antara lain:
1. Analyst biasanya
selalu terburu-buru
2. Detail analisis dan dokumentasi kurang sehingga menyebabkan programmer sulit
untuk memahami maksud dan arah pemrograman modul yang dikerjakannya.
3. Terjadi beban tugas yang cukup
berat karena para programmer beserta system analyst dituntut
untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang bersamaan
diminta untuk mengembangkan sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar