.

Selasa, 01 Juli 2014

Rapid Application Development (2)

Menurut Whitten (2007), RAD (Rapid Application Development) adalah suatu pendekatan desain sistem yang menggunakan teknik terstruktur, prototyping dan JAD (Joint Application Development) untuk mengembangkan sistem secara cepat. RAD juga diartikan sebagai sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirya berkembang ke dalam sistem final.
Rapid Application Development (RAD) yaitu suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2008). Rapid Application Development (RAD) adalah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis pada komponen (Hariyanto, 2004). Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu  yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).

Tahapan-tahapan dalam RAD
Menurut Kendall dan Kendall (2010), fase-fase RAD terdiri dari tiga bagian utama yaitu: fase perencanaan kebutuhan (requirement planning), pemodelan (workshop design) dan implementasi (implementation).
1. Requirement Planning 
Pada fase ini para pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengindentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem yang ingin dibangun. Fase ini memerlukan keterlibatan yang intens dari kedua belah pihak, tidak hanya melakukan tanda-tangan proposal atau dokumen saja, sebagaimana diutarakan oleh (Kendall & Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): “In the requirement planning phase, users and analysts meet to identify objectives of the application or system and to identify information requirement arising from those objectives. This phase requires intense involvement from both groups; it is not just signing of on a proposal or document”.
2. Design Workshop 
Fase workshop design RAD adalah fase mendesain dan memperbaiki aplikasi atau sistem. Kendall & Kendall mencirikan fase ini seperti workshop. Mengapa fase ini diberikan nama workshop, karena layaknya sebuah workshop yang terdapat para partisipan yang berpartisipasi kuat dalam kelompok dan tidak terdapat aktifitas yang pasif. Partisipan tersebut dianalogikan sebagai kelompok-kelompok kecil (group decision support systems) yang dibentuk untuk membantu user dalam menyetujui desain. Selama workshop desain RAD ini, pengguna merespon working prototype yang ada, menganalisa dan memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh

_________________________________________________________________________________________

Mau cari jam tangan termurah tanpa harus keluar rumah? 
Sudah cek "JasMart" belum...

Kamu bisa menemukan jam tangan branded, dengan harga nyungsep. Promo beli 1 gratis 1 dan banyak lainnya. Segera dapatkan dan beli produk sebelum kamu tidak kebagian…

 _________________________________________________________________________________________


 (Kendall & Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): “The RAD design workshop phase is a design an refine phase that can best be chararterized as a workshop. When you imagine a workshop, you know that participation is intense, not passive, and that it is typically hands on. During the RAD design workshop, users respond to actual working prototypes and analysts designed modules (using some of the software tools mentioned later) based on user re-sponses”.
3. Implentation 
Berdasarkan fase sebelumnya, diketahui bahwa selama workshop design, seorang penganalisis dan pengguna bekerja bersama secara intensif untuk membuat desain bisnis proses atau aspek-aspek non-teknis dari aplikasi. Segera setelah aspek-aspek tersebut disepakati dan sistem telah dibangun dan diperbaiki, aplikasi yang baru tersebut diujicobakan (testing) dan ditampilkan kepada organisasi untuk mendapatkan respon. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh (Kendall & Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): ”...analysts are working with user intensely during the workshop to design the bussiness or nontechnical aspects of the system. As soon as these aspects are agreed on and the systems are built and refined, the new system or part of systems are tested and then introduced to the organization”.

Keunggulan Menggunakan RAD
Menurut Pressman (2010), beberapa kelebihan yang dimiliki metode RAD antara lain:
1. Siklus dan fase pengembangan sistem yang relatif cepat.
2. Aplikasi dapat terlihat lebih cepat di awal, karena digunakan prototyping dengan perancangannya menggunakan graphic user interface (GUI).
3. Memiliki fleksibilitas tinggi karena dibangun atas dasar modularisasi dimana pengembang dapat mendesain ulang atau me-reuse modul dan bersifat life cycles.

Kelemahan Menggunakan RAD
Adapun kekurangan dari metode RAD menurut (Kendall & Kendall, 2010), antara lain:
1. Analyst biasanya selalu terburu-buru
2. Detail analisis dan dokumentasi kurang sehingga menyebabkan programmer sulit untuk memahami maksud dan arah pemrograman modul yang dikerjakannya.
3. Terjadi beban tugas yang cukup berat karena para programmer beserta system analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang bersamaan diminta untuk mengembangkan sistem. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS POPULAR